28 Juni 1914, Sarajevo, Bosnia

28 Juni 1914, Sarajevo, Bosnia


Pagi hari, pangeran Archduke Franz Ferdinand, seorang pewaris tahta Kekaisaran Austria-hungaira bersama istrinya, Sophie yang sangat ia cintai.

Dalam sebuah kunjungan kewarganegaraan mereka berdua melambaikan tangan dari atas mobil kap terbuka kepada kerumunan orang-orang yang sedang menyaksikan.

Tanpa aba-aba, tiba-tiba sebuah bom terlempar ke arah mereka, namun nasib baik masih memihak sang pangeran. Bom itu mengenai kap belakang mobil dan memantul, menggelinding lalu meledak tepat dibawah mobil rombongan yang berada dibelakang mereka.

Mobilpun meledak, beberapa orang perwira terluka parah, tapi Franz Ferdinand dan sang istri baik-baik saja. 

Marah karena kejadian itu, Franz Ferdinand pun membuat sebuah keputusan besar. Ferdinand mengubah rute perjalanannya, ia merasa khawatir akan kondisi para perwira, dan memutuskan untuk menjenguk mereka di rumah sakit.

Namun ternyata, keputusan perubahan rute itu tidak sampai kepada sang sopir yang mengendarai mobil paling depan.

Tepat disebuah persimpangan, sang sopir berbelok kesebuah gang yang cukup kecil yang seharusnya tidak ia lalui dalam rute.

menyadari sang sopir telah salah belok, salah satu pengawal langsung berteriak pada sang sopir untuk segera berhenti dan memutar arah.

Kepanikanpun sempat terjadi, dimana ketika di sopir berhenti secara tiba-tiba, mesin mobil tiba-tiba tak bersuara. Mobil terdepan itu mogok, tak bisa bergerak.

Gavrilo Princip, seorang pemuda yang baru berusia 19 tahun, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. 

Gavrilo, yang sebelumnya sempat kecewa karena bom yang ia lemparkan tidak mengenai target sasaran, tiba-tiba melihat sang target utama berada tepat dihadapannya, ketika dia baru keluar dari sebuah toko roti yang kebetulan berada di gang tempat mobil rombongan tersebut mogok.

Ia melangkah mendekat, mengeluarkan sebuah pistol, dan masing-masing 1 tembakan untuk Franz Ferdinand dan Sophie. Dalam hitungan menit, mereka akhirnya meninggal dunia.

Cerita ini terdengar seperti pembunuhan biasa yang menimpa seorang pangeran dan istrinya, namun yang membuat tragedi pembunuhan ini berbeda, iyalah rentetan kejadian yang terjadi akibat tragedi ini.

Tepat sebulan setelah pembunuhan itu, Austria menyerang Serbia, lalu Rusia ikut andil membela Serbia, tak ingin ketinggalan, Jerman pun turun tangan untuk membela Austria, disusul Inggris, lalu Prancis.

28 Juli 1914 hingga 11 November 1918, Selama 4 tahun mereka tawuran, sekitar 20.000.000 jiwa melayang, dan banyak lagi yang menjalani hidup sengsara karena menjadi korban.

Letusan dua buah peluru kecil dari pistol milik Gravilo, berhasil menciptakan perang dunia pertama.

Post a Comment

Previous Post Next Post