DARI
PROYEK BANDUNG KOTA BERSIH MENUJU PEMBERDAYAAN EKONOMI
Sebuah
perencanaan pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan berbagai elemen
masyarakat yang sekaligus akan meningkatkan kesadaran masyarakat, ekonomi
lingkungan dan secara lebih luas menjadikan Bandung Kota Tujuan Wisata
Unggulan. Dan lebih jauh lagi, semoga walikotanya akan tercatat dalam sejarah
dan rekor MURI. Amiin..
*
Proposal ini dimaksudkan sebagai sumbangan
ide bahan kampanye mencari suara untuk Calon Walikota Bandung ataupun program
kerja baru untuk Walikota yang terpilih nanti.
PROLOGUE
Ketika
menyaksikan film Hotel Rwanda tahun 2004, terbayang sebuah negara yang penuh
konflik, miskin dan penderitaan warga yang berkepanjangan. Hal itu berbalik
ketika tim sepakbola Arsenal memasang tag
– Visit Rwanda di lengan jersey mereka. Ternyata dalam kurun waktu singkat,
Rwanda telah bertransformasi menjadi wilayah damai dan meraih predikat negara
paling bersih di benua Afrika. Rwanda juga
adalah negara pertama di kawasan Afrika yang memperkenalkan undang-undang yang
melarang plastik sekali pakai. Berkat inisiatif presiden
Paul Kagame yang didukung kerja keras rakyatnya, Rwanda sekarang mempromosikan
dirinya sebagai tujuan wisata yang indah di benua Afrika. Dari cerita negara Rwanda ini,
kita bisa belajar, ternyata sekedar bersih-bersih sebuah negara bisa merubah
banyak hal. Mari kita coba belajar dalam skala kota.
PROBLEM
Sampah
Kota dan Kemiskinan Masyarakat Kota. 2
masalah klasik yang terjadi di hampir semua kota besar dunia. Masalah Sampah di
kota Bandung telah membebani lingkungan dari mulai kota berdiri sampai detik
ini. Sampah bertumpuk di pinggir jalan
tidak terangkut. Tempat Penampungan Sampah yang overloaded dan banyak
lagi. Sampah selalu menjadi masalah yang menjijikan untuk setiap kota. Untuk yang kedua, yaitu Kemiskinan Masyarakat
Kota. Berkaca dari pengalaman ketika Covid 19 berlangsung selama hampir 3
tahun, membuat kita tersadar bahwa
kelangsungan hidup adalah masalah paling mendasar umat manusia. Dan dengan
adanya krisis ekonomi global sekarang, semua orang merasa semakin miskin,
kecuali koruptor. Untuk itu, penting sekali sebuah program pemerintah kota yang
berkaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat nya.
PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU
Bagaimana cara mengelola sampah? Gampang! Tanya saja
ke Dinas Kebersihan Kota. Tapi bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan
benar. Ini yang susah dan belum terlaksana di negara kita tercinta ini.
Tampaknya kita harus mencontoh ke negara lain yang sudah maju.
#Pemilahan Sampah
Semua orang pasti tahu, bahwa mengelola sampah
dengan baik dan benar dimulai dengan langkah memilah sampah. Jika di negara
maju memilah sampah sudah terbagi menjadi banyak jenis, kita yang masih belajar
bisa membagi menjadi 3 jenis saja dulu: Sampah plastik, sampah organik (limbah
rumah tangga) dan sampah lain. Jika ini bisa diterapkan, kita bisa melanjutkan
ke tahap berikutnya.
#Pemilahan sampah ini bisa dengan cara menjadwalkan
hari pengkutan sampah tertentu. Repot? Tentu saja.. Tapi jika ini bisa
berjalan, hasilnya akan sepadan. Dibawah
ini ada beberapa mekanisme yang mempermudah.
#Kontribusi Elemen Masyarakat dalam Pemilahan
Sampah.
-
Pelajar SD-SMP-SMA diwajibkan membawa sampah plastik setiap hari atau 2
hari sekali (Jadwal Tentative) ke sekolah.
Jenis sampah plastik bisa dipilih sesuai dengan nilai ekonominya. Pihak sekolah
/ pengelola bisa bekerja sama dengan bandar / pengepul plastik bekas. Dan
diharapkan sekolah / pengelola juga mendapatkan imbalan dari pihak bandar / pengepul
-
Pegawai Negeri / ASN / BUMN / BUMD juga harus berkontribusi dalam sistem
ini. Mereka jangan hanya omdo dan
memerintah, tapi juga harus memberi contoh. Jadi ASN / BUMN juga diwajibkan
membawa sampah plastik tertentu ke kantor. Pengelolaan bisa diatur. Gampang itu
mah.
-
Jika sistem ini berjalan, pelajar dan ASN akan kewalahan karena tak ada lagi
sampah plastik yang bisa dibawa dari rumahnya. Mereka akan berebut dan mencari
sampah darimana saja. Bahkan bisa terjadi pelaku akan menabung sampah. Dan
secara otomatis akan berkurang sampah di lingkungannya. Sebuah langkah
pemaksaan yang berbuah Ridha Ilahi bukan?
# Kerja Bakti Bersih-Bersih Kota setiap hari Sabtu
Pagi.
Setiap Sabtu
pagi selama 2 jam, di setiap kecamatan diwajibkan Kerja Bakti bersih-bersih
lingkungan. Setiap kantor, sekolah, unit usaha apapun wajib ikut
berpartisipasi. Mekanismenya? Atuur laah..
#Acara Kerja Bakti ini juga bisa bekerjasama dengan
Influencer, artis Ibu Kota, Selebritis atau Tokoh Politik Populer. Acara Kerja
Bakti ini terbuka seluas-luas nya untuk ditunggangi kepentingan politik, ajang
Pansos, Jumpa Fans, Partai menggalang suara atau Dakwah Keagamaan. Selama Kerja
Bakti berjalan lancar, semua syah!
#Semua mekanisme di atas harus menerapkan reward and punishment. Contoh : Anggota
masyarakat yang tidak memilah sampah, tidak diangkut sampahnya. Satu RT di
denda. Pelajar yang membawa sampah terbanyak akan mendapat hadiah. ASN yang
tidak membawa sampah plastik akan didenda.
Punishment juga bisa berupa hukuman sosial, kerja bakti,
profilnya di upload di media kota sebagai perusak kota atau hukuman lain yang
memberi efek jera.
# Titik Pengolahan Sampah Plastik di setiap
Kecamatan
Dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat, sampah
plastik sudah jelas bernilai ekonomi. Sudah banyak bukti Pengusaha pengepul
sampah yang naik haji belasan kali dan berpoligami. Tempat Pengolahan Sampah Plastik di setiap
Kecamatan beserta alat pendukungnya akan menyerap tenaga kerja sekaligus
meningkatkan hasil ekonomi. Dan yang jelas, Dinas Kebersihan Kota akan semakin happy karena beban kerjanya berkurang.
Semua paparan di atas, adalah untuk mengatasi sampah plastik.
Bagaimana dengan sampah organic buangan limbah rumah tangga?? Mari kita cekidot ke tahap berikutnya.
SAMPAH
ORGANIC DAN PERTANIAN TERPADU
Ini
bukan sebuah ide jenius atau terobosan baru dari kami. Sistem Pertanian Terpadu telah lama
dikembangkan oleh para praktisi Pertanian dan Departemen terkait dari
Pemerintah. Pertanian Terpadu yang
menggabungkan Ternak (misal ayam, ikan lele dll) digabungkan dengan membiakkan
ulat maggot. Ulat maggot membutuhkan sampah organic sebagai makanannya hingga
tumbuh besar, setelah dewasa ia akan dijadikan pakan ternak. Sedangkan Air
kolam ikan yang mengandung amonia dan kotoran dari Unggas yang difermentasi
bisa menjadi pupuk penyubur untuk tanaman. Di sini pengelolaan sampah organik,
peternakan dan pertanian berpadu saling mendukung dan menghasilkan nilai
ekonomis bagi pelakunya. Begitu teori sederhananya. Selebih nya silahkan
Googling.. 😊
ZERO
WASTE
Buangan
sampah selalu terjadi dalam setiap kegiatan usaha. Dalam Pertanian Terpadu ini
akan dibangun system dimana sampah yang dihasilkan adalah nol atau zero. Jika
tidak memungkin akan ditekan seminimal mungkin. Konsep keterpaduan dan saling
terintegrasi dari pola tani ini akan membuat sampah organic tidak mungkin
terbuang. Bahkan dalam Pola Tani Terpadu
ini akan dimasukan ternak hewan pengurai, yaitu ulat belatung Maggot (lalat
BSF) dan cacing tanah yang justru akan membutuhkan
banyak sampah organic. Sederhananya ulat dan cacing ini akan memakan
sampah organic sehingga tumbuh memjadi besar. Setelah dewasa ia akan dijadikan
makanan untuk ternak unggas dan ikan.
Fungsi dari hewan pengurai ini selain menjadi makanan bagi ternak, bisa
dijual untuk para peternak lain. Dan karena makanan dari hewan pengurai ini
adalah sampah organic, maka masalah sampah kota akan sedikit teratasi. Dan lagi-lagi ini bukan penemuan baru.
Budidaya ulat maggot dan cacing tanah telah lama dikembangkan di Indonesia. Dan
itu telah terbukti membantu mengurangi volume sampah di satu ingkungan dan
sangat bisa menghasilkan nilai ekonomis yang tidak sedikit.
PELAKSANAAN
#
Lahan pengelolaan plastik yang ada di setiap Kecamatan sekaligus juga merupakan
tempat pengelolaan sampah organic yang dibarengi Integrated Farming ini. Tentu
saja ini akan menambah nilai ekonomi masyarakat.
#
Setiap café, restoran, hotel dll diwajibkan menyetorkan sampah organic ke
tempat Pengelolaan sampah di Kecamatan wilayahnya.
#
Pemilahan sampah organic dari lingkungan masyarkat akan menyumbang sampah
organic untuk Integrated Farming di Kecamatan.
#
Lahan pengelolaan sampah / Integrated Farming yang ada di setiap Kecamatan bisa
berupa lahan khusus / lahan tidur milik Pemerintah atau Swasta.
CATATAN:
Sistem
Tani Terpadu dan Budidaya Hewan Pengurai telah dilakukan selama belasan tahun,
sehingga telah membentuk suatu system yang teruji. Di sini kita ingin
menekankan, bahwa dengan system yang telah teruji, maka peluang keberhasilan
akan menjadi besar. Ini bukan penemuan baru, buka pola coba-coba, apalagi trial
and error. Mungkin yang diperlukan adalah merapikan manajemen seluruh aspek
sehingga system berjalan lancar. Dan juga perlunya kelompok pekerja membiasakan
diri dengan garapan baru. Pendek kata, program ini
bukan berjudi dan sangat terbukti
berhasil dan berjalan lancar.
KOLABORASI
ELEMEN MASYARAKAT, PETANI KOTA DAN PEJABAT KOTA
System
Tani kota ini memerlukan lahan / tempat. System Tani Kota memerlukan sampah
organic dalam jumlah besar (relative). Karena itu mutlak diperlukan
dukungan Pejabat Kota / Pemerintah untuk melaksanakannya. Dukungan bisa berupa
kebijakan, pemberian fasilitas dan hak optimasi lahan tidur untuk dikelola. Ini
adalah sebuah win-win solution di mana Pejabat Kota / Pemerintah akan berkurang stressing beban
kerjanya karena akan terbantu oleh Petani Kota.
Beberapa diantaranya:
-
Dinas Kebersihan
akan tidak pusing mengurusi sampah organic.
-
Dinas Kebersihan
akan mengirit ongkos pembuangan sampah dari tempat jauh ke lahan Tani Kota yang
lebih dekat.
-
Akan terbentuk
pola pemilahan sampah di Masyarakat yang
akan membuat Pemerintah Kota / Walikota mendapat pujian dari Pemerintah Pusat
atau bahkan PBB.
-
Setiap titik Tempat
Pengelolaan Sampah Kecamatan ini akan menyerap tenaga kerja sehingga akan
menurunkan Tingkat Pengangguran yang akan menjadi nilai poin plus luar biasa
bagi pemerintah kota dan Walikota.
-
Kota akan
menjadi lebih bersih sehingga Walikota
akan berpeluang mendapat Piala Adipura / penghargaan internasional.
-
Ekonomi
Masyarakat Kota akan terangkat sehingga membuat pejabat Kota dan Walikota berpotensi
terpilih kembali pada periode berikutnya (atau minimal naik jabatan).
-
Popularitas
Pejabat Kota / Walikota akan meningkat drastis di media massa dan Media Sosial
karena telah memberdayakan masyarakat dan melakukan prestasi ruaar byasaa. Ini
berimplikasi pada peningkatan follower, subsriber dari akun Medsos yang
bersangkutan hingga menambah pundi-pundi adsense dan e-wallet.
-
Ancaman serangan
Penyakit Jantung, stroke, darah tinggi dll akan menurun drastis di kalangan
Pejabat Kota, Walikota dan Masyarakat perkotaan umumnya karena stress berkurang
sebagai implikasi beberapa masalah yang terselesaikan.
DISCLAIMER
Kami,
Ruby Soho-Integrated Farming telah melakukan Sistem Tani Kota ini untuk skala
rumahan. Salah satu contoh di lahan
seluas 3 x 5 m di lahan yang terbatas di lingkungan padat penduduk (Alun-Alun
Kota Bandung). Beberapa lokasi lain adalah Kosambi, Ujung Berung, Jl Tongkeng,
Jl Setiabudi dll. Yang kami lakukan
adalah beternak Ayam Leghorn Petelur sebanyak 10 ekor dengan kandang seluas 1 x
2 m. Di bawah kandang ayam, diletakan sebuah wadah untuk Ulat Belatung Maggot.
Dan sebuah kandang dari kain kasa sebagai tempat lalat BSF bertelur. Selain itu
juga sebuah drum/tong tempat ikan lele sejumlah 30 ekor. Dan beberapa pot
berisi tanaman pakchoy. Sistem yang berjalan seperti ini: Kotoran ayam jatuh
dan dimakan ulat maggot. Ulat maggot juga mendapat pasokan makanan dari sampah
rumah tangga (organic). Ulat maggot dewasa diberikan ke ayam dan ikan lele.
Feses dari ulat maggot dijadikan pupuk tanaman pakchoy. Buangan air dari ikan
lele dipakai untuk menyiram tanaman. Sampah rumah tangga didapat dari rumah
tetangga. Sedangkan hasil yang didapat.
8 butir ayam setiap hari. 30 Ikan lele setiap 3 minggu. Dan panen pakchoy
setiap bulan. Setiap bulan, dibeli bibit ikan lele seharga rp 7500 / ekor dan
bibit tanaman pakchoy rp 5000. Sedangkan masa produksi ayam petelur selama dari
umur 4,5 bulan hingga 2,5 tahun. Kotoran
ayam yang dimakan langsung oleh ulat maggot membuat tempat Tani Kota ini tidak
berbau, Bisa dilihat, dengan modal yang sangat minim diawal, Tani Kota terpadu
ini bisa membantu menyelesaikan masalah lauk pauk untuk 1 keluarga. Jika
skalanya diperbesar akan berubah menjadi Solusi Pangan Masyarakat dan bisnis
bernilai tinggi.
Catatan:
Kelompok
Tani Kota Ruby Soho adalah petani-petani kota yang berpenghasilan terbatas,
yang mencoba mengatasi masalah pangan keluarga dan menambah sedikit tambahan
penghasilan. Tapi ada juga anggota yang melakukannya sebagai hobby dan untuk
peningkatan eksistensi di media sosial. Keberhasilan kami dalam skala kecil ini ingin
kami tularkan ke Masyarakat luas dalam rangka menambah bekal pahala untuk
kehidupan yang berikutnya nanti.
KESIMPULAN
Di
atas telah berkali-kali disebutkan, ini bukan ide baru ataupun konsep jenius.
Pengelolaan sampah yang ideal, mudah penerapannya dan sederhana telah banyak
dilakukan diberbagai tempat di dunia ini. Tapi kenapa banyak tempat seperti
Kota Bandung bertahan dengan pola lama yang gagal padahal sudah terbukti banyak
menimbulkan masalah?? Tidak adanya niat
baik dari Pengelola Kota, itu jawabannya. Berbagai agama menyebutkan,
bersikukuh dalam ketololan adalah dosa yang tidak terampuni. Kami selaku
pembuat Usulan Proyek Pengelolaan sampah ini menjamin bahwa Pejabat Kota yang
melaksanakan Proyek Kota Bersih ini akan mendapat popularitas luar biasa, dukungan
dari masyarakat dan dijamin masuk Swargaloka (S&K berlaku)..
Amiin
HAYU!
GASKEUUN !!
Bandung,
5 September 2024
Ruby
Soho
0 Comments